Sabtu, Maret 10, 2012

HERNIA DIAFRAGMATIKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang

Hernia penonjolan peritoneum dan struktur abdominal linnya lewat sebuah celah pada dinding rongga abdomen, selama ini lebih dikenal sebagai penyakit pria, karena hanya kaum pria yang mempunyai bagian khusus dalam rongga perut untuk mendukung fungsi alat kelaminnya. Berdasarkan penyebab terjadinya, hernia dapat dibedakan menjadi hernia bawaan (congenital) dan hernia dapatan (akuisita). Sedangkan menurut letaknya, hernia dibedakan menjadi hernia inguinal adalah terjadi penonjolan pada lipatan paha karena usus yang masuk ke dalam saluran inguinal, umbilical adalah disebabkan karena rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikalis (pusar), femoral adalah Tampak berupa benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis, diafragma adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma dan masih banyak lagi nama lainnya.
Bagian hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia itu sendiri. Isi hernia yaitu usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum). Bila ada bagian yang lemah dari lapisan otot dinding perut, maka usus dapat keluar ke tempat yang tidak seharusnya, yakni bisa ke diafragma (batas antara perut dan dada), bisa di lipatan paha, atau di pusar.
Umumnya hernia tidak menyebabkan nyeri. Namun, akan terasa nyeri bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Infeksi akibat hernia menyebabkan penderita merasakan nyeri yang hebat, dan infeksi tersebut akhirnya menjalar dan meracuni seluruh tubuh.

B.       Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui, memahami dan mempelajari serta dapat menjelaskan pengertian hernia diafragmatika, etiologi,gejala klinis, dan penatalaksanaan.

C.      Manfaat Penulisan

1.      Untuk mahasiswa sebagai bahan pembelajaran untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
2.      Untuk institusi sebagai referensi dalam kegiatan perkuliahan untuk mencapai peningkatan mutu dan kualitas mahasiswa
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    (Long. 1996 : 246)
Pembedahan sering dilakukan terhadap hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi untuk terjadi inkarserasi. Suatu tindakan herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit defek di dalam fascia. Akibat dan keadaan post operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan, sering terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan hernia inguinal indirek. Komplikasi ini sangat menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan membuat pasien tidak nyaman, kompres es akan membantu mengurangi nyeri.

B.     (Ester, 2002 : 55)
Bila tekanan dari cincin hernia (cincin dari jaringan otot yang dilalui oleh protusi usus) memotong suplai darah ke segmen hernia dari usus, usus menjadi terstrangulasi. Situasi ini adalah kedaruratan bedah karena kecuali usus terlepas, usus ini cepat menjadi gangren karena kekurangan suplai darah.

C.    (Sue Hinchliff, 1999 : 206).
Hernia adalah protusio (penonjolan) abnormal suatu organ atau bagian suatu organ melalui lubang (apertura) pada stuktur disekitarnya, umumnya protusio organ abdominal melalui celah dari dinding abdomen.

D.    (Griffith, 1994)
Secara umum Hernia merupakan protusio atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut.

E.     (Syamsul Hidayat R. dan Wim De Jong, 2005 : 523)
Hernia merupakan protusio atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi Hernia 

F.     (Mansjoer, Arief, 200 : 382)
Hernia adalah masuknya organ kedalam rongga yang disebabkan oleh prosesus vaginalis berobliterasi (paten)
BAB III
PEMBAHASAN
A.      Hernia diafragmatika
1.         Definisi
Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma. Diafragma adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Secara anatomi serat otot yang terletak lebih medial dan lateral diafragma posterior yang berasal dari arkus lumboskral dan vertebrocostal triagone adalah tempat yang paling lemah dan mudah terjadi rupture.
Menurut lokasinya hernia diafragma traumatika 69 % pada sisi kiri, 24 % pada sisi kanan, dan 15 % terjadi bilateral. hal ini terjadi karena adanya hepar di sisi sebelah kanan yang berperan sebagai proteksi dan memperkuat struktur herniadiafragma sisi sebelah kanan. Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain gaster, omentum, usus halus, kolon, limpa’dan hepar. Juga dapat terjadi hernia inkarserata maupun strangulata dari saluran cerna yang mengalami herniasi ke rongga toraks ini.
Pada neonatus hernia ini di sebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma. Seperti di ketahui diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membrane pleuroperitonei, septum tranversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu dapat berupa kegagalan pembentukan sebagian diafragma, gangguan  fungsi ketiga unsur dan gangguan pembentukan otot. Pada gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia, sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan menyebabkan diafragma tipis dan menimbulkan everentasi
2.         Etiologi
Adanya kegagalan lubang pleuroperitoneal (membran serosa yang membungkus paru-paru dan melapisi rongga dada) untuk menyatu pada saat janin berumur 7-8 minggu. Hal ini bisa terjadi karena kelainan komponen otot pada rongga dada. Sebagai akibatnya timbullah tekanan hyipoplasdia pada paru-paru disertai pemindahan organ/jaringan yang memisahkan kedua paru ke rongga di depan, belakang, serta atas bawah kesisi yang berlawanan di diafrangma 
Menurut lokasinya hernia diafragma traumatika 69 % pada sisi kiri, 24 % pada sisi kanan, dan 15 % terjadi bilateral. Hal ini terjadi karena adanya hati di sisi sebelah kanan yang berperan sebagai proteksi dan memperkuat struktur hemidiafragma sisi sebelah kanan. Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain gaster(lambung), omentum, usus halus, kolon, limpa dan hepar. Juga dapat terjadi hernia inkarserata maupun strangulata dari saluran cerna yang mengalami herniasi ke rongga toraks ini.
3.         Gejala klinis
Gejala klinis yang biasa muncul tak berbeda jauh dari penyakit-penyakit pada umumnya, seperti :
1) Gangguan pernafasan yang berat
2) Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen) .
3) Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
4) Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
5) Takikardia (denyut jantung yang cepat)
6) Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris
7) Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia
8) Bising usus terdengar di dada
9) Perut teraba kosong.
10) Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia.
11) Paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna. Jika hernianya besar
12) Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindroma gawat pernafasan.
 Bayi dengan gejala tersebut segera bawa ke bidan atau dokter saat melihat gejala-gejala tadi, agar diagnosa penyakit segera bisa di tegakkan.
Gejala khususnya muncul berdasarkan berat-ringan hernia :
a.         Reponible
Benjolan di daerah lipat paha atau umbilikus tampak keluar masuk (kadang-kadang terlihat menonjol, kadang-kadang tidak). Benjolan ini membedakan hernia dari tumor yang umumnya menetap. Ini adalah tanda yang paling sederhana dan ringan yang bisa dilihat dari hernia eksternal. Bisa dilihat secara kasat mata dan diraba, bagian lipat paha dan umbilikus akan terasa besar sebelah. Sedangkan pada bayi wanita, seringkali ditemukan bahwa labianya besar sebelah. Labia adalah bagian terluar dari alat kelamin perempuan.
b.        Irreponible
Benjolan yang ada sudah menetap, baik di lipat paha maupun di daerah pusat. Pada hernia inguinalis misalnya, air atau usus atau omentum (penggantungan usus) masuk ke dalam rongga yang terbuka kemudian terjepit dan tidak bisa keluar lagi. Di fase ini, meskipun benjolan sudah lebih menetap tapi belum ada tanda-tanda perubahan klinis pada anak.
c.         Incarcerata
benjolan sudah semakin menetap karena sudah terjadi sumbatan pada saluran makanan sudah terjadi di bagian tersebut. Tak hanya benjolan, keadaan klinis bayi pun mulai berubah dengan munculnya mual, muntah, perut kembung, tidak bisa buang air besar, dan tidak mau makan.
d.         Strangulata
ini adalah tingkatan hernia yang paling parah karena pembuluh darah sudah terjepit. Selain benjolan dan gejala klinis pada tingkatan incarcerata, gejala lain juga muncul, seperti demam dan dehidrasi. Bila terus didiamkan lama-lama pembuluh darah di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan racun yang kemudian akan menyebar ke pembuluh darah. Sebagai akibatnya, akan terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman dan toxin di dalam darah yang dapat mengancam nyawa si bayi. Sangat mungkin bayi tidak akan bisa tenang karena merasakan nyeri yang luar biasa.
4.         Faktor Penyebab
Salah satu penyebab terjadinya hernia diafragma adalah trauma pada abdomen, baik trauma penetrasi maupun trauma tumpul abdomen. Baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Mekanisme dari cedera dapat berupa cedera penetrasi langsung pada diafragma atau yang paling sering akibat trauma tumpul abdomen. Pada trauma tumpul abdomen, penyebab paling sering adalah akibat kecelakaan sepeda motor. Hal ini menyebabkan terjadi penigkatan tekanan intraabdominal yang dilanjutkan dengan adanya rupture pada otot-otot diafragma. Pada trauma penetrasi paling sering disebabkan oleh luka tembak senjata api dan luka tusuk senjata tajam. Sekitar 0,8-1,6 % dengan trauma tumpul pada abdomen mengalami rupture pada diafragma. Perbandingan insiden pada laki-laki dan perempuan sebesar 4:1. Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri

5.         Penatalaksanaan

1.        pengobatan
Hernia diafragmatika diatasi dengan pembedahan darurat.
Organ perut harus dikembalikan ke rongga perut dan lubang pada diafragma diperbaiki.

2.        Asuhan hernia diafragmatika
Ø  Masalah

*      Ny. P datang dengan membawa anaknya berumur 1 bulan dengan keluhan nafasnya lebih cepat dari pada biasanya, bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama, mual muntah, dan susah makan. Ibu merasa khawatir dan takut terjadi apa-apa pada anaknya.
Ø  Pemeriksaan fisik pada bayi
*   Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : Compos mentis
TB : 48 cm
BB : 2800 gram
2.      TTV
Suhu : 36C
Nadi : 50x/menit
Respirasi : 23x/menit
3.      Pemeriksaan Fisik
a.       Kepala dan Leher
Rambut : Hitam lurus
Mata : Konjungtiva merah jambu, sklera putih
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip
Mulut :Tidak sumbing
Telinga : Simetris
Leher : Tidak ada benjolan
b.      Dada
Dada asimetris saat bernapas, terdapat bising usus di dada. Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
c.       Abdomen
Perut teraba kosong
d.      Genetalia
Tidak ada kelainan pada genetalia
e.       Ekstremitas
Gerak normal, tidak ada kelainan, jumlah jari tangan kanan 5 kiri 5, jumlah jari kaki kanan5 kiri 5, tidak ada pembengkakan atau bercak-bercak hitam.
f.       Integumen
Warna kulit merah, turgor baik, sedikit ada vernik pada tubuh bayi, tidak ada pembengkakan bercak-bercak hitam.
g.      Reflek
Menghisap : (−)
Menggengam : (+)

Ø  Penatalaksanaan
*      Jelaskan pada ibu tentang keadaan atau kondisi bayinya
*      Pantau keadaan bayi dan kaji daerah abdomen
*      Lakukan perawatan pada bayi
*       Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin agar bayi tidak dehidrasi
*       Jaga kehangatan pada bayi
*      Segera beri oksigen
*      Merencakan merujuk bayi kefasilitas yang lebih memadai

BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma. Diafragma adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Secara anatomi serat otot yang terletak lebih medial dan lateral diafragma posterior yang berasal dari arkus lumboskral dan vertebrocostal triagone adalah tempat yang paling lemah dan mudah terjadi rupture.
Pada neonates hernia ini di sebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma. Seperti di ketahui diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membrane pleuroperitonei, septum tranversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada.

B.     Saran
Diharapkan kepada mahasiswa akbid Kutai Husada agar lebih mengenali ciri-ciri herni diafragmatika agar dapat memberikan asuhan yang tepat berupa konseling dan tindakan pengobatan yang tepat kepada pasien, khususnya kepada bayi dan balita yang memiliki gejala atau tanda-tanda hernia diafragmatika, sehingga dapat segera dilakukan penangan gejala hernia diafragmatika yang terdapat pada anak, karena bila terlambat akan membahayakan penderita.

DAFTAR PUSTAKA


http://nursingbegin.com/askep-hernia (15-09-2011) jam 20.23
jam (20.56)
Varney, Helen. 2007. Asuhan kebidanan. Jakarta: EGC
Hartono, andry. 2005. Kamus saku bidan. Jakarta: EGC
Behrman. 1999. Ilmu kesehatan anak 2. Jakarta:EGC
Staf pengajar ilmu kesehatan anak.1985. ilmu kesehatan anak 1. Jakarta: Pencerakan info medika

1 komentar: