Mortalitas dan morbiditas pada bayi pada saat ini masih sangat
tinggi pada bayi yang mengalami penyakit bawaan. Salah satu sebab morbiditas
pada bayi adalah Hipospadia.
Hipospadia
merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada 3 diantara 1.000 kelahiran bayi
laki-laki hidup.
Hipospadia adalah salah satu
kelainan bawaan pada anak-anak yang sering ditemukan dan mudah untuk
mendiagnosanya, hanya pengelolaanya harus dilakukan oleh mereka yang
betul-betul ahli supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.
Hipospadia
dapat dikaitkan dengan kelainan kongenital lain seperti anomali ginjal,
undesensus testikulorum dan genetik seperti sindroma klinefelter. Hipospadia
tidak terjadi pada bayi perempuan, jika ada itu hanya sedikit sekali dibanding
bayi laki-laki.
B.Tujuan penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
untuk mengetahui, memahami dan mempelajari serta dapat menjelaskan pengertian
hipospadia, etiologi, tanda gejala hipospadia, dan pentalaksanaan hipospadia.
C.Manfaat penulisan
Adapun
manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Menambah dan memperluas pengetahuan tentang
penyakit Hipospadia, bagi penulis dan
pembaca.
2. Memberikan informasi tentang Hipospadia bagi
pembaca.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.Tinjauan
Teori Menurut Beberapa Referensi Buku
Hipospadia
adalah suatu kelainan bawaan yang letak meatus uretra eksterna (dibagian
permukaan muara atau saluran uretra) terletak lebih keproksimal yaiu lebih
dekat dengan pangkal dipermukaan ventral penis. Pada keadaan normal meatus
uretra ekstrena ini terletak pada ujung glans penis (bagian paling distal atau
lebih jauh dari pangkal). (Hermana, Asep. 2000. Teknik Khitan Panduan
Lengkap Sistematis dan Praktis. Jakarta : Widya Media).
Hipospadia
adalah kelainan bawahaan berupa lubang uretra yang terletak di bagian bawah
dekat pangkal penis.(Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit : Jakarta : EGC)
Hipospadia
adalah muara uretra yang terletak di bawah permukaan buah zakar. (Kamus
Kedokteran. 2003. Buku Kedokteran. Jakarta : EGC).
Sebuah teori mengungkapkan kelainan ini
disebabkan oleh penghentian prematur perkembangan sel-sel penghasil androgen di
dalam testis, sehingga produksi androgen terhenti dan mengakibatkan
maskulinisasi inkomplit dari alat kelamin luar. Proses ini menyebabkan gangguan
pembentukan saluran kencing (uretra), sehingga saluran ini dapat berujung di
mana saja sepanjang garis tengah penis tergantung saat terjadinya gangguan
hormonal. Semakin dini terjadinya gangguan hormonal, maka lubang kencing
abnormal akan bermuara semakin mendekat ke pangkal.
BAB III
PEMBAHASAN
1.1Pengertian
Hipospadia
Hipospadia berasal dari dua kata yaitu hypo yang
berarti di bawah dan spadon yang berarti keratan yang panjang.
Hipospadia adalah suatu keadaan dimana lubang uretra terdapat di penis bagian
bawah, bukan di ujung penis. Hipospadia
merupakan kelainan kelamin bawaan sejak lahir.
Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada 3
diantara 1.000 bayi baru lahir. Beratnya hipospadia bervariasi, kebanyakan
lubang uretra terletak di dekat ujung penis, yaitu pada glans penis. Bentuk
hipospadia yang lebih berat terjadi jika lubang uretra terdapat di tengah
batang penis atau pada pangkal penis, dan kadang pada skrotum (kantung zakar)
atau di bawah skrotum. Kelainan ini seringkali berhubungan dengan kordi, yaitu
suatu jaringan fibrosa yang kencang, yang menyebabkan penis melengkung ke bawah
pada saat ereksi.
Sebagian besar anak dengan
kelainan hipospadia memiliki bentuk batang penis yang melengkung.
Biasanya di sekitar lubang kencing abnormal tersebut terbentuk jaringan ikat (fibrosis)
yang bersifat menarik dan mengerutkan kulit sekitarnya. Jika dilihat dari
samping, penis tampak melengkung seperti kipas (chordee, bahasa
Latin); secara spesifik jaringan parut di sekitar muara saluran kencing
kemudian disebut chordee. Tidak setiap hipospadia memiliki chordee.
Seringkali anak laki-laki dengan hipospadia juga memiliki kelainan berupa
testis yang belum turun sampai ke kantung kemaluannya (undescended testis).
Klasifikasi Hipospadia
Tipe hipospadia berdasarkan letak orifisium uretra
eksternum/meatus :
1.Tipe
Sederhana/Tipe Anterior
Terletak di anterior yang terdiri dari tipe glandular dan
coronal. Pada tipe ini, meatus teletak pada pangkal glands penis. Secara
klinis, kelainan ini bersifat asimtomatik dan tidak memerlukan suatu tindakan.
Bila meatus agak sempit dapat dilakukan dilatasi atau meatotomi.
2.Tipe penil/Tipe
Middle
Middle yang terdiri dari distal penile, proksimal penile,
dan pene-escrotal. Pada tipe ini, meatus terletak antara glands penis dan
scrotum. Biasanya disertai dengan kelainan penyerta, yaitu tidak adanya kulit prepusium
bagian ventral, sehingga penis terlihat melengkung ke bawah atau glands penis
menjadi pipih. Pada kelainan tipe ini, diperlukan intervensi tindakan bedah
secara bertahap, mengingat kulit di bagian ventral prepusium tidak ada maka
sebaiknya pada bayi tidak dilakukan sirkumsisi karena sisa kulit yang ada dapat
berguna untuk tindakan bedah selanjutnya
3. Tipe Posterior
Posterior yang terdiri dari tipe
scrotal dan perineal. Pada tipe ini, umunya pertumbuhan penis akan terganggu,
kadang disertai dengan scrotum bifida, meatus uretra terbuka lebar dan umumnya
testis tidak turun
1.2Etiologi
Penyebabnya
sebenarnya sangat multifaktor dan sampai sekarang belum diketahui penyebab
pasti dari hipospadia. Namun, ada beberapa faktor yang oleh para ahli dianggap
paling berpengaruh antara lain :
1.Gangguan dan ketidakseimbangan hormon
Hormone yang
dimaksud di sini adalah hormone androgen yang mengatur organogenesis kelamin
(pria). Atau biasa juga karena reseptor hormone androgennya sendiri di dalam
tubuh yang kurang atau tidak ada. Sehingga walaupun hormone androgen sendiri
telah terbentuk cukup akan tetapi apabila reseptornya tidak ada tetap saja
tidak akan memberikan suatu efek yang semestinya. Atau enzim yang berperan
dalam sintesis hormone androgen tidak mencukupi pun akan berdampak sama.
2.Genetika
Terjadi karena
gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutasi pada gen
yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut
tidak terjadi.
3.Lingkungan
Biasanya faktor
lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang bersifat
teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.
1.3 Tanda
gejala
Letak lubang
kencing yang masih di kepala penis biasanya jarang menimbulkan keluhan bagi
penderita pada usia anak-anak. Keluhan akan timbul pada kelainan yang lebih
berat dan pada usia penderita yang lebih tua.
Kelainan lebih
berat yang menimbulkan keluhan, antara lain letak lubang kencing yang semakin
ke arah pangkal penis dan/atau adanya bentuk penis yang melengkung. Jika
kelainan bentuk ini tidak diperbaiki dengan tindakan operasi, penderita kelak
akan mengalami gangguan fungsi berkemih berupa arah dan pancaran
berkemih yang tidak normal. Pada keadaan yang sangat berat, penderita bahkan
tidak dapat berkemih dalam posisi berdiri karena urin keluar merembes sehingga
penderita akan lebih nyaman dalam posisi jongkok.
Masalah yang
timbul akan semakin rumit sejalan bertambahnya usia penderita. Masalah
psikologis timbul akibat bentuk penis yang tidak normal dan kebiasaan berkemih
yang tidak lazim seperti anak laki-laki normal yang sebaya. Pada usia
pascapubertas dan pada usiareproduksi, penderita akan mengalami masalah fungsi
reproduksi berkenaan dengan bentuk penis yang melengkung saat ereksi, kesulitan
penetrasi penis saat berhubungan badan dan gangguan pancaran ejakulasi.
1.4 Faktor Penyebab
Penyebab dari
hipospadia sampai saat ini belum dapat diijelaskan secara pasti, namun
teori-teori yang berkembang umumnya mengaitkan kelainan ini dengan masalah
hormonal.
1.5Penatalaksanaan
Untuk
saat ini penanganan hipospadia adalah dengan cara operasi. Operasi ini
bertujuan untuk merekonstruksi penis agar lurus dengan orifisium uretra pada
tempat yang normal atau diusahakan untuk senormal mungkin. Operasi sebaiknya
dilaksanakan pada saat usia anak yaitu enam bulan sampai usia prasekolah. Hal
ini dimaksudkan bahwa pada usia ini anak diharapkan belum sadar bahwa ia begitu
“spesial”, dan berbeda dengan teman-temannya yang lain yaitu dimana anak yang
lain biasanya miksi (buang air seni) dengan berdiri sedangkan ia sendiri harus
melakukannya dengan jongkok aga urin tidak “mbleber” ke mana-mana. Anak yang
menderita hipospadia hendaknya jangan dulu dikhitan, hal ini berkaitan dengan
tindakan operasi rekonstruksi yang akan mengambil kulit preputium penis untuk
menutup lubang dari sulcus uretra yang tidak menyatu pada penderita hipospadia.
Tahapan operasi rekonstruksi antara lain :
1. Meluruskan
penis yaitu orifisium dan canalis uretra senormal mungkin. Hal ini dikarenakan
pada penderita hipospadia biasanya terdapat suatu chorda yang merupakan
jaringan fibrosa yang mengakibatkan penis penderita bengkok. Langkah
selanjutnya adalah mobilisasi (memotong dan memindahkan) kulit preputium penis
untuk menutup sulcus uretra.
2. Uretroplasty
Tahap kedua ini
dilaksanakan apabila tidak terbentuk fossa naficularis pada glans penis.
Uretroplasty yaitu membuat fassa naficularis baru pada glans penis yang
nantinya akan dihubungkan dengan canalis uretra yang telah terbentuk sebelumnya
melalui tahap pertama.
Tidak kalah pentingnya pada penanganan penderita hipospadia adalah penanganan
pascabedah dimana canalis uretra belum maksimal dapat digunakan untuk lewat
urin karena biasanya dokter akan memasang sonde untuk memfiksasi canalis uretra
yang dibentuknya. Urin untuk sementara dikeluaskan melalui sonde yang
dimasukkan pada vesica urinaria (kandung kemih) melalui lubang lain yang dibuat
olleh dokter bedah sekitar daerah di bawah umbilicus (pusar) untuk mencapai
kandung kemih.
1.6Asuhan Kebidanan
Ibu Z melakukan
persalinanan di BPS, setelah dilakukian pemeriksaan Bayi Baru Lahir secara inspeksi bidan mendapati bayi ibu Z
memiliki saluran atau lubang kencing tidak pada tempat semestinya. Yang Perlu
bidan lakukan adalah menjelaskan hasil pemeriksaan fisik pada ibu, dan memberitahu
secara jelas tentang keadaan bayinya yang memiliki kelainan pada lubang saluran
kencing.
Bidan juga
menjelaskan tentang penanganan kelainan saluran kencing yang disebut
Hipospadia. Penanganan Hipospadia bisa diatasi dengan pemeriksaan fisik kepada
bayi yang baru lahir dan apabila bayi tersebut menglami hipospadia bidan
sebaiknya melakukan rujukan kepada dokter agar bayi tersebut mendapat
penanganan medis dengan lebih lanjut dan bisa dilakuakan operasi yang bertujuan
untuk menjadikan penis menjadi lurus dan menjadikan saluran kencing tepat pada
tempatnya.
Operasi
sebaiknya dilakukan pada saat anak berusia 6 bulan sampai usia prasekolah Hal ini dimaksudkan bahwa pada usia ini anak diharapkan belum sadar
bahwa ia begitu “spesial”, dan berbeda dengan teman-temannya yang lain yaitu
dimana anak yang lain biasanya miksi (buang air seni) dengan berdiri sedangkan
ia sendiri harus melakukannya dengan jongkok agar urin tidak “mbleber” ke
mana-mana. Apabila waktu atau usia telah mencukupi segera rujuk dan dibawa ke
Rumah Sakit
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Hipospadia adalah salah satu kelainan bawaan
pada anak-anak yang sering ditemukan dan mudah untuk mendiagnosanya, hanya
pengelolaanya harus dilakukan oleh mereka yang betul-betul ahli supaya
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Hipospadia
adalah suatu kelainan bawaan yang letak meatus uretra eksterna (dibagian
permukaan muara atau saluran uretra) terletak lebih keproksimal yaiu lebih
dekat dengan pangkal dipermukaan ventral penis. Pada keadaan normal meatus
uretra ekstrena ini terletak pada ujung glans
Tipe hipospadia berdasarkan letak
orifisium uretra eksternum/meatus :
Kelainan
kongenital adalah kelainan dalam pertumbuhan janin yang terjadi sejak konsepsi
dan selama dalam kandungan. Diperkirakan 10-20% dari kematian janin dalam
kandungan dan kematian neonatal disebabkan oleh kelainan kongenital. Khusunya
pada bayi berat badan rendah diperkirakan kira-kira 20% diantaranya meninggal
karena kelainan kongenital dalam minggu pertama kehidupannya. Malformasi
kongenital merupakan kausa penting terjadinya keguguran, lahir mati, dan
kematian neonatal.
Mortalitas dan morbiditas pada bayi
pada saat ini masih sangat tinggi pada bayi yang mengalami penyakit bawaan.
Salah satu sebab morbiditas pada bayi adalah kelainan metabolik dan endokrin.
Sebagian besar penyakit bawaan pada bayi disebabkan oleh kelainan genetik dan
kebiasaan ibu pada saat hamil mengkonsumsi alkohol, rokok dan narkotika.
Berdasarkan hal-hal diatas,
makalah yang berjudul “Asuhan Neonatus dengan Cacat Bawaan dan
Penatalaksanaannya” ini disusun untuk mengkaji lebih jauh mengenai neonatus
dengan kelainan kongenital serta penatalaksanaannya sehingga sebagai seorang
bidan kita mampu memberikan asuhan neonatus dengan tujuan meminimalisir angka
kematian dan kesakitan pada neonatus sehingga tugas mutlak seorang bidan dan
terpenuhi dengan baik.
B.Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah memberikan
kemampuan kepada mahasiswi untuk mengetahui dan memahami kelainan bawaan dan
penatalaksanaannya seperti kelainan metabolik dan endokrin yang terjadi pada
bayi baru lahir.
C.Rumusan masalah
Untuk
memudahkan dalam pembuatan makalah ini penulis mencoba untuk merumuskan masalah
diantaranya :
1.Apa yang dimaksud dengan Kelainan
Metabolik dan Endokrin
2.Apa saja Jenis-Jenis Kelainan
Metabolik dan Endokrin
3.Apa saja Etiologi dari Kelainan
Metabolik dan Endokrin
4.Apa saja Tanda dan Gejala dari Kelainan
Metabolik dan Endokrin
5.Apa saja Faktor Penyebab dari
Kelainan Metabolik dan Endokrin
6.Bagaimana Penatalaksanaan dari Kelainan
Metabolik dan Endokrin
7.Bagaimana Asuhan Kebidanan dari Kelainan Metabolik dan Endokrin
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bayi
merupakan anugerah terindah bagi para orang tua yang sangat menginginkan
keturunan. Seorang bayi yang sehat tentu menjadi dambaan setiap calon orang tua.
Maka dari itu diperlukan usaha yang maksimal bagi setiap pasangan yang untuk
menjaga kehamilannya tetap sehat. Meski begitu, ada banyak hal yang harus
diketahui mengenai bayi tersebut. Salah satunya yaitu mengenali tanda-tanda
kegawatan atau bahaya pada bayi baru lahir. Pentingnya mengetahui tanda-tanda bahaya
pada bayi baru lahir atau neonatus yang berisiko adalah untuk menghindari
kerusakan lebih lanjut dan agar tumbuh kembang anak tidak terganggu. “Dengan
deteksi dini bahaya pada neonatus, maka pertolongan akan cepat diberikan.
Neonatus adalah masa setelah bayi
lahir sampai usia sekitar 28 hari di mana saat itu proses bayi menyesuaikan
diri dengan lingkungan barunya setelah sembilan bulan berada dalam rahim.
Sebelumnya, ada baiknya kita bahas sedikit tentang faktor risiko kegawatan
sebelum kehamilan. Di antaranya yaitu ibu yang menderita diabetes mellitus,
hipertensi kronik, riwayat kematian janin dan neonatus. Kemudian juga ibu
dengan penyakit jantung, ginjal, paru, tiroid, anemia atau kelainan neurologi
memiliki risiko besar pada kegawatan neonatus. Selain itu, ibu pengguna
obat-obat bius atau merokok, serat usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun.
Sedangkan beberapa faktor risiko kegawatan neonatus saat kehamilan yakni
hipertensi, perdarahan, ketuban pecah dini, kehamilan ganda, dan berkurangnya
gerakan janin. Kemudian saat persalinan, kelahiran dengan vakum, letak
sungsang, ketuban pecah lama lebih dari 18 jam, partus lama lebih dari 24 jam
juga memberikan risiko besar terhadap kegawatan pada bayi baru lahir. Hal-hal
tersebut di atas merupakan faktor risiko untuk kegawatan pada bayi baru lahir
dari faktor ibu. Sementara itu, dari faktor bayi sendiri juga mampu menjadi
faktor risiko kegawatan misalnya pada bayi dengan berat janin tidak sesuai
dengan masa kehamilan, bayi prematur atau memiliki kelainan kongenital. Pada
setiap bayi baru lahir pasti mengalami kegawatan meskipun hanya beberapa saat.
Jika didapati tanda-tanda kegawatan
pada neonatus, sebaiknya segera merujuknya atau bawa ke dokter untuk segera
memperoleh pertolongan yang tepat. Sampai hari ini, banyaknya kasus kematian
bayi disebabkan oleh pengetahuan ibu yang kurang, meskipun begitu tetap
disertai faktor penyebab lainnya. Peran serta pemerintah dan lingkungan dalam
hal ini seharusnya harus lebih baik untuk mencegah kematian bayi baru lahir.
Kasus kegawatan neonatus yang buruk dipengaruhi oleh perawatan sebelum
persalinan yang kurang baik, sistem perawatan saat persalinan yang tidak baik
pula, dan juga perawatan bayi baru lahir yang belum layak.
BAB III
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Kelainan Metabolik dan Endokrin
Metabolisme
adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat -zat yang diperlukan
oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Kelainan metabolisme
seringkali disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim
tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolisme. Bayi yang lahir dengan gangguan metabolisme bawaan mengalami
kekurangan enzim yang esensial dalam reaksi biokimia tubule atau defisiensi
jumlah enzim tersebut. Semua makanan yang diingesti dipecah menjadi lemak,
protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang kemudian dimetabolisme oleh
enzim. Suatu defisiensi enzim, seperti yang terlihat pada gangguan metabolisme
bawaan, menghambat rantai reaksi biokimia yang biasa, yang disebut jalur
metabolik, dari kejadian yang sebenarnya. Selain itu, rantai abnormal zat
metabolik terbentuk karena adanya suatu defisiensi pada kunci enzim normal,
yang dapat mengakibatkan sejumlah hasil yang tidak diharapkan, seperti yang
dapat dilihat pada gangguan metabolisme bawaan.
Gangguan
metabolik pada bayi baru lahir
tidak perlu diidentifikasi di rumah sakit karena manifestasi klinisnya mungkin
tidak menjadi nyata sampai beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan
setelahnya. Manifestasi klinis dapat spesifik atau umum, bergantung pada
gangguannya.
Di masa yang akan datang, terapi
berbasis gen dapat memberikan pilihan harapan untuk mengoreksi defisiensi enzim
atau substrat. Kebanyakan kelainan metabolisme bawaan diturunkan sebagai
sifat resesif autosom, sehingga riwayat kematian dalam periode neonatus pada
keluarga dekat akan meningkatkan kecurigaan terhadap diagnosis kelainan
metabolisme bawaan.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang
tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Hormon
bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan"
tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar
eksokrin
seperti kelenjar
ludah,
kelenjar
keringat,
dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran
gastroinstestin.
Sistem endokrin
terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi
internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan
hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.
Hormon berperan sebagai pembawa pesan
untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
Jika kelenjar
endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa
menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.
Untuk
mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam
batas-batas yang tepat.
B.Jenis-Jenis
Kelainan Metabolik dan Endokrin
1.Kelainan Metabolik
·Galaktosemia
Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah) biasanya Kelainan
ini merupakan kelainan bawaan. Tidak adanya enzim yang dapat merombak laktosa
pada bayi yang baru lahir, sehingga tidak dapat meminum ASI dari ibunya karena
mengandung galaktosa. Kelainan ini bila dibiarkan dapat menyebabkan kerusakan
mata, hati, dan otak. Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim
tersebut. Jika kadar galaktosanya tinggi, galaktosa dapat melewati plasenta dan
sampai ke janin, menyebabkan katarak.
Susu dan hasil olahan susu (yang merupakan sumber dari galaktosa) tidak
boleh diberikan kepada anak yang menderita galaktosemia. Demikian juga halnya
dengan beberapa jenis buah-buahan, sayuran dan hasil laut (misalnya rumput
laut). Seorang wanita yang diketahui membawa gen untuk penyakit ini sebaiknya
tidak mengkonsumsi galaktosa selama kehamilan. Seorang wanita hamil yang
menderita galaktosemia juga harus menghindari galaktosa. Penderita galaktosemia
harus menghindari galaktosa seumur hidupnya.
Pada masa pubertas dan masa dewasa, anak perempuan seringkali mengalami
kegagalan ovulasi (pelepasan sel telur) dan hanya sedikit yang dapat hamil
secara alami.
·Fenilketonuria
Merupakan suatu
penyakit penderita memiliki asam fenilketonuria yang berlebih sehingga merusak
sistem saraf serta yang mempengaruhi pengolahan protein oleh tubuh dapat
menyebabkan ketidakmampuan belajar sampai keterbelakangan mental. Bayi yang terlahir
dengan fenilketonuria tampak normal, tetapi jika tidak diobati mereka akan
mengalami gangguan perkembangan yang baru terlihat ketika usianya mencapai 1
tahun. Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah menjadi tirosin dan dibuang
dari tubuh. Tanpa enzim tersebut, fenilalanin akan tertimbun di dalam darah dan
merupakan racun bagi otak.
Fenilketonuria pada wanita hamil
memberikan dampak yang besar terhadap janin yang dikandungnya, yaitu
menyebabkan keterbelakangan mental dan fisik.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
tinginya kadar fenilalanin dan rendahnya kadar tirosin. Semua sumber protein
alami mengandung 4% fenilalanin, karena itu mustahil untuk mengkonsumsi protein
dalam jumlah yang cukup tanpa melebihi jumlah fenilalanin yang dapat diterima.
Karena itu sebagai pengganti susu dan daging, penderita harus makan sejumlah
makanan sintetis yang menyediakan asam amino lainnya. Penderita boleh memakan
makanan alami rendah protein, seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan gandum
dalam jumlah tertentu.
·Intoleransi Fruktosa
Intoleransi fruktosa adalah suatu
penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak
memiliki enzim fosfofruktaldolase.
Sebagai akibatnya, fruktose
1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa) tertimbun di dalam
tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan menghalangi perubahan glikogen
menjadi glukosa sebagai sumber energi.
Mencerna fruktosa atau sukrosa (yang
dalam tubuh akan diuraikan menjadi fruktosa, kedua jenis gula ini terkandung
dalam gula meja) dalam jumlah yang lebih. Jika penderita terus mengkonsumsi
fruktosa, bisa terjadi kerusakan ginjal dan hati serta kemunduran mental.
2.Kelainan Endokrin
·Hipotiroidisme
Kongenital
Hormon tiroid yang dikeluarkan oleh
kelenjar tiroid (kelenjar gondok) dibutuhkan sepanjang hidup manusia untuk
mempertahankan metabolisme serta fungsi organ dan peranannya sangat kritis pada
bayi yang sedang tumbuh pesat. Hipotiroidisme terjadi jika bayi tidak memiliki kelenjar tiroid atau jika kelenjar
tiroid tidak terbentuk secara sempurna. Kelenjar tiroid tidak
terbentuk atau abnormal dan kelenjar pituitari tidak dapat merangsang
pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid sehingga menyebabkan cacat
pembentukan atau abnormalitas hormon tiroid. Hipotiroidisme kongenital disebabkan
oleh kekurangan iodium dan hormon tiroid yang terjadi sebelum atau segera
sesudah penderita dilahirkan. Hipotiroidisme kongenital atau kretinisme ini
mungkin sudah timbul sejak lahir atau menjadi nyata dalam beberapa bulan
pertama kehidupan. Hormon
tiroid adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar gondok)
yang terletak di bagian depan leher. Produksi hormon tiroid memerlukan bahan
baku yodium. Hormon ini berperan besar dalam proses pertumbuhan seorang anak
dan juga dalam beberapa fungsi penting tubuh yng lain seperti fungsi
metabolisme dan pengaturan cairan tubuh. Pembentukan hormon tiroid merupakan
suatu proses lingkaran umpan balik dari otak - kelenjar tiroid - hormon tiroid
dalam darah yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Kekurangan hormon tiroid sejak
lahir (hipotiroid kongenital) bila tidak diketahui dan diobati sejak dini akan
mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
·Hiperplasia
Adrenal Konginetal
Hiperplasia adrenal kongenital disebabkan oleh hambatan metabolik dalam
sintesis hidrokortison. Pada anak homozigot dengan mutasi gen resesif
autosomal, tidak ditemukan enzim hidroksilase 21. Keadaan ini mengakibtakan dua
hal yaitu kortokosteroid dan mineralokortikoid yang beredar dalam tubuh tidak
cukup dan produksi hormone
korteks adrenal berlebih karena peningkatan produksi ACTH oleh hipofisis.
·Defisiensi
Growth Hormone
Defisiensi Growth Hormone gangguan
ini ditandai dengan gagalnya pertumbuhan, yang seringkali dikaitkan dengan
kegagalan kematangan seksual. Merupakan salah satu hormon penting yang mengatur
pertumbuhan panjang anak. HP tidak berperan penting selama di dalam kandungan,
peran yang besar terjadi justru setelah anak lahir.
C.Etiologi
1.Kelainan
metabolik yaitu :
·Galaktosemia disebabkan oleh kekurangan enzim
galaktose 1-fosfat uridil transferase, kekurangan galaktokinase, kekurangan
galaktose 6-fosfat epimerase. Ketidakmampuan mekanisme galaktosa terjadi
akumulasi galaktosa dalam darah yang dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal,
mata dan lain-lain.
·Fenilketonuria (Fenilalaninemia, Fenilpiruvat
oligofrenia) adalah suatu penyakit keturunan disebabkan karena tubuh tidak
memiliki enzim pengolah asam amino fenilalaninyang diubah menjadi tirosin, sehingga menyebabkan kadar fenilalanin yang
tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi tubuh.
·Intoleransi Fruktosa disebabkan oleh kekurangan
protein (aldose B) dan memiliki enzim fosfofruktaldolase untuk memecah fruktosa.
2.Kelainan
endokrin yaitu :
·Hipotiroidisme Konginetal bisa disebabkan oleh
berbagai kelainan seperti misalnya kelainan anatomis berupa tidak terbentuknya
kelenjar tiroid (agenesis/ atiroid), hipotrofi, atau kelenjar terletak tidak
pada tempatnya (ektopik). Selain itu kelainan genetik, kekurangan atau
kelebihan iodium, serta gangguan sintesis hormon tiroid atau dishormogenesis
juga dapat menyebabkan hipotiroidisme kongenital.
·Hiperplasia Adrenal Konginetal disebabkan
kekurangan enzim hidroksilase 21 yang
diperlukan kelenjar adrenal untuk membentuk hormon kortisol dan aldosteron
karena kelebihan androgen.
·Defisiensi Growth Hormone disebabkan defisiensi
hormone pertumbuhan (growth hormone / GH) merupakan penyebab gagal tumbuh yang
sering dijumpai atau berhubungan dengan defisiensi hormone hipofisis lain.
D.Tanda dan Gejala Kelainan Metabolisme dan Endokrin
Kelainan Metabolik
Pada saat lahir, neonatus dengan gangguan metabolik
biasanya normal, namun beberapa jam setelah melahirkan timbul tanda-tanda dan
gejala-gejala seperti alergi, nafsu makan yang rendah, konvulsi dan
muntah-muntah.Kelainan
metabolisme bawaan dapat terjadi akibat gangguan metabolisme asam amino,
gangguan metabolisme lipid atau asam lemak, gangguan metabolisme karbohidrat
dan gangguan metabolisme mukopolisakarida.
Galaktosemia
Pada awalnya mereka tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa
minggu kemudian, gejala yang muncul adalah nafsu makannya akan berkurang,
muntah, diare, tampak kuning dan pertumbuhannya yang normal terhenti. Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan
sejumlah besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan
penimbunan cairan dalam tubuh.
Jika pengobatan tertunda, anak akan memiliki tubuh yang pendek dan
mengalami keterbelakangan mental. Dan banyak yang menderita menderita katarak.
·Fenilketonuria
Secara umum gejala ringan maupun berat dari Fenilketonuria gantara lain:
Pada saat bayi baru lahir biasanya tidak ditemukan gejala. Kadang bayi tampak
mengantuk atau tidak mau makan, kejang, tremor. Bayi cenderung memiliki kulit,
rambut dan mata yang berwarna lebih terang dibandingkan dengan anggota keluarga
lainnya yang tidak menderita penyakit ini. Beberapa bayi mengalami ruam kulit, perilaku
autis dan gangguan pemusatan
perhatian serta hiperaktivitas dan pertumbuhan terhambat. Bayi terlahir dengan
kepala yang kecil (mikrosefalus) dan penyakit jantung. Jika tidak diobati, bayi
akan segera mengalami keterbelakangan mental, yang sifatnya biasanya berat.
Intoleransi Fruktosa
Gejalanya
terlihat saat bayi mulai makan buah atau makanan mengandung sukrosa atau minum
susu formula, kejang, rewel, sulit makan, muntah, ikterik.
2.Kelainan
Endokrin
Tanda dan gejala pada kelainan endokrin
tergantung pada kerenjar endokrin yang mengalami kelainan.
Hipotiroidisme Konginetal
Gejalanya pada bayi baru
lahir, hipotiroidisme menyebabkan kretinisme
(hipotiroidisme neonatorum), yang
ditandai dengan rambut kering dan rapuh, ikterik,
sulit makan, kehilangan tonus otot, konstipasi, suara menangis yang serak, selalu mengantuk, bergerak lambat,
perawakan pendek, dan pertumbuhan tulang yang lambat. Jika tidak segera
diobati, hipertiroidisme bisa menyebabkan keterbelakangan mental. Hipotiroidisme congenital dua kali lebih banyak pada anak
laki-laki.
Hiperplasia
Adrenal Kongenital
Gejala klinis
tergantung pada jenis kelamin anak. Anak perempuan mengalami alat kelamin
abnormal, klitoris membesar, dan terjadi fusi labia yang dapat menyulitkan
penetuan jenis kelamin saat lahir. Anak laki – laki memiliki alat kelamin
normal. Sebagian besar anak dengan keadaan ini kekurangan mineralokortikoid
yang timbul pada minggu pertama karena kehilangan garam. Khasnya terdapat
riwayat muntah dan dehidrasi berat. Beberapa anak tampak sakit berat yaitu,
lemah, muntah, diare, malas minum, dehidrasi dan dapat
mematikan bila tidak dikenali dan diterapi.
Defisiensi Growth Hormone
Gejalanya pertambahan tinggi lambat atau tidak
ada, balita yang tumbuh lambat, perawakan pendek, perkembangan seksual, sakit
kepala, hausberlebih dengan BAK
berlebihan, peningkatan volume urin.
Faktor Penyebab
Kelainan
Metabolik
·Diduga suatu galaktosemia jika pada pemeriksaan
laboratorium, di dalam air kemih ditemukan galaktosa dan galaktose 1-fostate.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan darah dan sel-sel hati, yang
akan menunjukkan tidak adanya enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase.
·Fenilketonuria disebabkankekurangan enzim fenilalanin hidroksilase dan
akumulasi fenilalanin.
·Intoleransi Fruktosa disebabkan penurunan gula
darah dan akumulasi bahan berbahaya dalam hati. Karier (pembawa gen untuk
penyakit ini tetapi tidak menderita penyakit ini) dapat ditentukan melalui
analisa DNA dan membandingkannya dengan DNA penderita dan DNA orang normal.
2.Kelaian Endokrin
·Hipotirodisme kongenital dapat disebabkan pada
bayi dari ibu penderita hipertioidisme atau ibu yang mendapat obat tiroid pada
waktu hamil. Pada sebagian besar penderita mula-mula kelenjar
mengalami tiroiditis yaitu peradangan pada kelenjar tiroid. Keadaan ini
menyebabkan kemunduran pada kelenjar tersebut dan akhirnya akan timbul fibrosis
pada kelenjar tiroid. Hasil akhirnya adalah berkurangnya atau tidak adanya
sekresi hormon tiroid sama sekali.
·Hiperplasia adrenal kongenital disebabkan karena
peninggian kadar kalium dan penurunan kadar natrium dalam serum.
·Defisiensi
Growth Hormone disebabkan oleh kelenjar pituitari kurang memproduksi hormon
pertumbuhan.
Penatalaksanaan
Penanganan
Kelainan Metabolik
·Galaktosemia jika diobati secara adekuat, tidak
akan terjadi keterbelakangan mental. Tetapi tingkat kecerdasannya lebih rendah
dibandingkan dengan saudara kandungnya dan sering ditemukan gangguan berbicara.
·Fenilketonuria dengan mencegah
terjadinya keterbelakangan mental, pada minggu pertama kehidupan bayi, asupan
fenilalanin harus dibatasi. Pembatasan yang dimulai sedini mungkin dan
terlaksana dengan baik, memungkinkan terjadinya perkembangan yang normal dan
mencegah kerusakan otak. Jika pembatasan ini tidak dapat dipertahankan, maka
anak akan mengalami kesulitan di sekolah. Pembatasan yang dimulai setelah anak
berumur 2-3 tahun hanya bisa mengendalikan hiperaktivitas yang berat dan
kejang. Pembatasan asupan fenilalanin sebaiknya dilakukan sepanjang hidup
penderita. Jika selama hamil dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar
fenilalanin pada ibu, biasanya bayi yang lahir akan normal. Pengobatan meliputi
pembatasan asupan fenilalanin. Phenylketonuria(PKU),
asupan makanan anak harus rendah kadar phenylalanine, dan selalu harus dilakukan monitoring kadarphenylalanine
darah. Pengobatan Fenilketonuria adalah
diet ketat dengan sangat terbatas asupan fenilalanin, yang kebanyakan ditemukan
dalam makanan yang kaya protein. Jumlah yang aman fenilalanin berbeda untuk
setiap orang. Dokter akan menentukan jumlah yang aman melalui diet teratur
meninjau catatan, grafik pertumbuhan dan kadar fenilalanin. Tes darah sering
dapat membantu memantau jumalh fenilalanin.
Orang dengan fenilketonuria (PKU) baik
bayi, anak-anak dan orang dewasa harus mengikuti diet yang membatasi
fenilalanin, yang kebanyakan ditemukan dalam makanan berprotein tinggi.Contohnya
adalah : daging sapi has dalam/tenderloin/top sirloin yang rendah lemak (lean
meat), dada ayam tanpa kulit, dada kalkun tanpa kulit, ikan salmon, tuna,
sarden, mackerel, putih telur, tahu dan tempe, keju cottage rendah lemak,
yoghurt rendah lemak, susu kedelai.
·Intoleransi Fruktosapengobatan
terdiri dari menghindari fruktosa (biasanya ditemukan dalam buah-buahan yang
manis), sukrosa dan sorbitol (pengganti gula) dalam makanan sehari-hari.
Serangan hipoglikemia diatasi dengan pemberian tablet glukosa, yang harus
selalu dibawa oleh setiap penderita intoleransi fruktosa.
2.Penanganan
Kelainan Endokrin
·Hipotiroidisme
Konginetal yaitu bisa dicegah dengan deteksi dini dan
terapi dini.Kepada bayi
baru lahir yang menderita hipotiroidisme diberikan hormon tiroid untuk mencegah
kerusakan otak. Sebaliknya penderita yang diobati dengan
hormon tiroid sebelum umur 3 bulan, dapat mencapai pertumbuhan dan IQ yang
mendekati normal. Memberikan
hormon tiroid sintesis pada 6 minggu pertama. Pada semua bayi
baru lahir, kadar hormon tiroid dalam darah secara rutin diukur pada umur 2
hari. Kekurangan hormon tiroid tidak dapat
dicegah namun gejala akibat kekurangan hormon tiroid dapat dicegah dengan
pemberian pengganti atau suplemen hormon tiroid dalam bentuk tablet. Pemberian
obat ini harus dimulai sedini mungkin (usia < 1 bulan) dan diberikan seumur
hidup, terutama pada usia 0-3 tahun. Dengan pemberian hormon tiroid yang
teratur dan terkontrol, anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Penyakit hipotiroid kongenital dapat dideteksi dengan tes skrining, yang
dilakukan dengan pemeriksaan darah pada bayi baru lahir atau berumur 3 hari
atau minimal 36 jam atau 24 jam setelah kelahiran. Dengan diagnosis/skrining
dan pemberian suplemen hormon tiroid sedini mungkin gangguan pertumbuhan dan
retardasi mental dapat dicegah dan anak diharapkan akan tumbuh dan berkembang
secara normal.
·Hiperplasia
Adrenal Konginetal dengan menemukan kadar prekusor kortison meningkat dan
pada anak yang kehilangan garam, kadar natrium serum rendah serta kadar kalium
meningkat maka dengan memberikan larutan garam NaCL
0,9% tambah larutan glukosa seta pemberian kortikosteroid dosis tinggi. Terapi yang
diberikan adalah pengganti hormon seumur hidup. Dosis harus ditingkatkan saat
anak sakit mengalami stress. Anak
peremupuan mungkin memerlukan bedah plastik pada alat kelamin.
·Defisiensi
Growth Hormone dengan pemberian hormon pertumbuhan
(dalam jumlah yang sangat sedikit). Jika terlalu banyak hormon pertumbuhan
memicu pertumbuhan berlebih.Suntikan
GH manusia dapat diberikan dibawah supervise ahli pengawasan ketat. GH juga
telah digunakan untuk menterapi anak dengan postur pendek.
Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan
kepada neonatus yang memiliki kelainan metabolik dan endokrin yaitu :
Sebagian besar penyakit bawaan pada bayi
yang memiliki kelaian metabolik dan endokrin disebabkan oleh kelainan genetik
dan kebiasaan ibu pada saat hamil mengkonsumsi alkohol, rokok dan narkotika.
Sampai saat ini, banyaknya kasus
kematian bayi disebabkan oleh pengetahuan ibu yang kurang, meskipun begitu
tetap disertai faktor penyebab lainnya.
Sebagai seorang bidan seharusnya kita
menganjurkan pada ibu hamil sebaiknya selama hamil harus menjaga makanan yang
dikonsumsi seperti galaktosa selama kehamilan serta kebiasaan buruk selama
hamil seperti tidak mengkonsumsi alkohol, rokok dan narkotika yang akan
berakibat fatal bagi janinnya. Selama hamil dilakukan pengawasan ketat terhadap
kadar fenilalanin pada ibu, jangan mengonsumsi makanan yang kaya protein
dan ibu selama hamil juga harus menghindari fruktosa.
Diharapkan seorang bidan dapat melakukan
penanganan secara terpadu. Ketika seorang bidan menemui masalah dengan bayi
yang memilki kelainan metabolik dan endokrin setidaknya dapat memberikan
pertolongan pertama asuhan neonatus dengan tujuan meminimalisir angka morbiditas
dan mortalitas yang tinggi, sehingga tugas mutlak seorang bidan dan terpenuhi
dengan baik, tetapi jika kondisi lebih parah sebaiknya segera merujuknya atau
bawa ke dokter untuk segera memperoleh pertolongan yang tepat.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kelainan Metabolik dan Kelainan
Endokrin
Kelainan Metabolik yaitu :
a.Galaktosemia(kadar galaktosa yang tinggi dalam
darah) biasanya Kelainan ini merupakan kelainan bawaan, disebabkan oleh
kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase, kekurangan
galaktokinase, kekurangan galaktose 6-fosfat epimerase.
b.Fenilketonuria(Fenilalaninemia,
Fenilpiruvat oligofrenia) adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak
memiliki enzim pengolah asam amino fenilalanin, sehingga menyebabkan kadar
fenilalanin yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi tubuh.
c.Intoleransi
Fruktosa adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat menggunakan
fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.
2. Kelainan Endokrin yaitu :
a.Hipotiroidisme kongenital bisa disebabkan oleh berbagai
kelainan seperti misalnya kelainan anatomis berupa tidak terbentuknya kelenjar
tiroid (agenesis/ atiroid), hipotrofi, atau kelenjar terletak tidak pada
tempatnya (ektopik).
b.Hiperplasia adrenal kongenital disebabkan oleh hambatan metabolik dalam sintesis hidrokortison.
c.Defisiensi Growth Hormone gangguan ini ditandai dengan
gagalnya pertumbuhan, yang seringkali dikaitkan dengan kegagalan kematangan
seksual.
B.Saran
Adapun saran yang diajukan dalam makalah ini, yaitu:
Dalam
mempelajari asuhan neonates, seorang calon bidan diharapkan mengetahui
kelainan kongenital atau cacat bawaan yang biasanya terjadi pada neonatus
sehingga mampu memberikan asuhan neonates dengan baik dan sesuai dengan
kewenangan profesi.
Kepada
pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam pembuatan makalah atau karya tulis yang
berkaitan dengan judul makalah ini, diharapkan kekurangan yang ada pada
makalah ini dapat diperbaharui dengan lebih baik.